1/09/2010

Mimpi buruk , tindihan atau sleep paralysis. Ih... Serem

Mungkin diantara
temen-temen ada yang
pernah mengalami
“ Ketindihan” sewaktu
tidur. Banyak orang yang
lantas
menganalogikannya
sebagai gangguan
mahluk asing, setan, dll.
Dooh, hari gini masih
berpikiran klenik? Dunia
kedokteran punya
istilahnya : Sleep
Paralysis. Penasaran?
Yuk kita bahas! ;)
Gejala yang awam
dirasakan oleh orang
yang pernah
mengalaminya adalah
terbangun dari tidur,
tapi sulit bergerak
ataupun berteriak.
Rasanya ada yang
menindih tubuh kita, tapi
kita nggak bisa berbuat
sesuatu untuk minta
tolong. Biasanya, akan
ada sedikit rasa dingin
menjalar dari ujung kaki
ke seluruh tubuh. Untuk
bisa bangun, satu-
satunya cara adalah
menggerakkan ujung
kaki, ujung tangan atau
kepala sekencang-
kencangnya hingga
seluruh tubuh bisa
digerakkan kembali.
Begitu kan? Seram ya!
Tapi, seperti biasa,
tolong hilangkan dulu
keercayaan kalau kamu
sedang diganggu mahluk
halus :D
Sleep Paralysis
Menurut medis, keadaan
ketika orang akan tidur
atau bangun tidur
merasa sesak napas
seperti dicekik, dada
sesak, badan sulit
bergerak dan sulit
berteriak disebut sleep
paralysis alias tidur
lumpuh (karena tubuh
tak bisa bergerak dan
serasa lumpuh). Hampir
setiap orang pernah
mengalaminya.
Setidaknya sekali atau
dua kali dalam hidupnya.
Sleep paralysis bisa
terjadi pada siapa saja,
lelaki atau perempuan.
Dan usia rata-rata orang
pertama kali mengalami
gangguan tidur ini
adalah 14-17 tahun. Sleep
paralysis alias tindihan
ini memang bisa
berlangsung dalam
hitungan detik hingga
menit. Yang menarik,
saat tindihan terjadi kita
sering mengalami
halusinasi, seperti
melihat sosok atau
bayangan hitam di
sekitar tempat tidur. Tak
heran, fenomena ini pun
sering dikaitkan dengan
hal mistis.
Di dunia Barat, fenomena
tindihan sering disebut
mimpi buruk inkubus
atau old hag
berdasarkan bentuk
bayangan yang muncul.
Ada juga yang merasa
melihat agen rahasia
asing atau alien, hahaha.
Lucunya! Sementara di
beberapa lukisan abad
pertengahan, tindihan
digambarkan dengan
sosok roh jahat
menduduki dada seorang
perempuan hingga ia
ketakutan dan sulit
bernapas.
Kurang Tidur
Menurut Al Cheyne,
peneliti dari Universitas
Waterloo, Kanada, sleep
paralysis, adalah sejenis
halusinasi karena adanya
malfungsi tidur di tahap
rapid eye movement
(REM).
Sebagai pengetahuan,
berdasarkan gelombang
otak, tidur terbagi dalam
4 tahapan. Tahapan itu
adalah tahap tidur paling
ringan (kita masih
setengah sadar), tahap
tidur yang lebih dalam,
tidur paling dalam
dantahap REM. Pada
tahap inilah mimpi
terjadi.
Saat kondisi tubuh
terlalu lelah atau kurang
tidur, gelombang otak
tidak mengikuti tahapan
tidur yang seharusnya.
Jadi, dari keadaan sadar
(saat hendak tidur) ke
tahap tidur paling
ringan, lalu langsung
melompat ke mimpi
(REM).
Ketika otak mendadak
terbangun dari tahap
REM tapi tubuh belum,
disinilah sleep paralysis
terjadi. Kita merasa
sangat sadar, tapi tubuh
tak bisa bergerak.
Ditambah lagi adanya
halusinasi muncul sosok
lain yang sebenarnya ini
merupakan ciri khas dari
mimpi.
Selain itu, sleep paralysis
juga bisa disebabkan
sesuatu yang tidak dapat
dikontrol. Akibatnya,
muncul stres dan
terbawa ke dalam mimpi.
Lingkungan kerja pun
ikut berpengaruh.
Misalnya, kamu bekerja
dalam shift sehingga
kekurangan tidur atau
memiliki pola tidur yang
tidak, atau sedang dalam
masa-masa begadang
menyelesaikan tugas
kuliah. teratur.
Harus Bagaimana?
Meski biasa terjadi,
gangguan tidur ini patut
diwaspadai. Pasalnya,
sleep paralysis bisa juga
merupakan pertanda
narcolepsy (serangan
tidur mendadak tanpa
tanda-tanda
mengantuk), sleep apnea
(mendengkur),
kecemasan, atau depresi.
Jika kamu sering
mengalami gangguan
tidur ini, sebaiknya buat
catatan mengenai pola
tidur selama beberapa
minggu. Ini akan
membantu kamu
mengetahui
penyebabnya. Lalu, atasi
dengan menghindari
pemicu. Bila tindihan
diakibatkan terlalu lelah,
coba lebih banyak
beristirahat.
Kurang tidur pun tidak
boleh dianggap remeh.
Jika sudah menimbulkan
sleep paralysis,
kondisinya berarti sudah
berat. Segera evaluasi
diri dan cukupi
kebutuhan tidur.
Usahakan tidur 8-10 jam
pada jam yang sama
setiap malam.
Perlu diketahui juga,
sleep paralysis umumnya
terjadi pada orang yang
tidur dalam posisi
telentang (wajah
menghadap ke atas dan
hampir nyenyak atau
dalam keadaan hampir
terjaga dari tidur). Itu
sebabnya, kita perlu
sering mengubah posisi
tidur untuk mengurangi
risiko terserang
gangguan tidur ini.
Nah, jika tindihan
disertai gejala lain, ada
baiknya segera ke dokter
ahli tidur atau
laboratorium tidur untuk
diperiksa lebih lanjut.
Biasanya dokter akan
menanyakan kapan
tindihan dimulai dan
sudah berlangsung
berapa lama. Catatan
yang telah Anda buat
tadi akan sangat
membantu ketika
memeriksakan diri ke
dokter.